INOKULASI SUBKULTUR ANGGREK Dendrobium sp.
LAPORAN
PRAKTIKUM
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Kultur
Jaringan Tumbuhan
Yang dibina oleh Ibu Balqis, S.Pd., M.Si dan Ibu Frida Kunti Setiowati, ST,
M.Si
Oleh
Lenny
Yunia Nurwega 120342422481
The
Learning University
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN
BIOLOGI
April 2015
A. Topik : Inokulasi Subkultur Anggrek Dendrobium sp.
B. Tanggal : 11 Februari 2015-2 Maret 2015
C. Tujuan :
1.
Mahasiswa mampu melakukan inokulasi subkultur planlet Anggrek Dendrobium sp.
2.
Mahasiswa mampu menganalisis hasil subkultur planlet Anggrek Dendrobium sp.
D.
Dasar Teori
Kultur jaringan bila diartikan ke
dalam bahasa Jerman disebut Gewebe kultur, dalam bahasa Inggris disebut tissue culture,
sedangkan dalam bahasa Belanda disebut weefsel kweek atau weefsel cultuur.
Kultur adalah budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk
dan fungsi yang sama. Maka, kultur jaringan berarti membudidayakan suatu
jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya
(Suryowinoto, 1991 dalam Hendaryono dan Wijayani, 1994).
Anggrek merupakan salah satu
anggota family Orchidaceae yang dapat dijumpai hampir diseluruh belahan dunia
terutama daerah tropis mulai dari dataran rendah hingga tinggi, bahkan sampai
ke daerah perbatasan pegunungan bersalju. Bermacam variasi bentuk, warna,
bau,dan ukuran dengan ciri-ciri yang unik menjadi daya tarik anggrek yang dikenal
sebagai tanaman hias berbunga indah. Anggrek merupakan salah satu tanaman yang
mempunyai kecepatan tumbuh lambat dan berbeda-beda. Hal ini sangat berpengaruh
jika yang menjadi tujuan pemeliharaan dalah memproduksi bunga. Tanaman anggrek
mempunyai pola pertumbuhan yang berbeda dengan tanaman hias lainnya. Pertumbuhan
anggrek, baik vegetatif (pertumbuhan tunas, batang, daun, dan akar) serta pertumbuhan
generatif (pertumbuhan primordial bunga, buah, dan biji) tidak hanya ditentukan
oleh faktor genetic, tetapi juga oleh faktor iklim dan faktor pemeliharaan
(Widiastoety, 2007 dalam Anonim, 2010).
Pada dasarnya tanaman anggrek
merupakan tanaman yang sulit untuk melakukan penyerbukan sendiri, sehingga
perkembangbiakannya pun cukup sulit. Selain itu, biji yang kecil, tidak
mengandung cadangan makanan dan kulit yang sangat keras serta tebal membuat
tanaman anggrek sulit ditumbuhkan tanpa bantuan manusia, kecuali anggrek yang tumbuh
liar di hutan. Untuk mengatasi hal tersebut dan menumbuhkan anggrek secara
masal, maka tindakan yang bisa dilakukan adalah dengan mengawinkan tanaman
anggrek (dapat sekaligus memperoleh varietas persilangan yang baru).
Perbanyakan anggrek pada umumnya
dilakukan dengan cara perkecambahan biji secara in-vitro, sehingga hasil yang
diperoleh tidak seragam dan menghasilkan warna bunga yang beragam. (Rianawati,
dkk. 2009 dalam Anonim, 2010) Setelah membentuk buah dan berbiji, maka penumbuhan
bijinya dilakukan secara in-vitro hingga menjadi tanaman yang siap ditanam di
area terbuka untuk berproduksi atau dipasarkan.
Anggrek merupakan tanaman yang memiliki
nilai ekonomi yang tinggi. Tanaman anggrek biasanya dimanfaatkan oleh
masyarakat Indonesia sebagai tanaman hias. Pada zaman sekarang ini, perbanyakan
anggrek lebih banyak dilakukan dengan kultur jaringan. Teknik kultur jaringan dapat untuk memperbanyak tanaman
anggrek secara cepat.Apabila ada anggrek yang bunganya bagus tetapi jumlahnya
sedikit, maka anggrek tersebut dapat diperbanyak dengan mengambil beberapa tunasnya.
Dengan menggunakan hormon yang tepat, tunas tersebut dapat digandakan.
Menurut Herdaryono dan Wijayanti
(1994), overplanting adalah pemindahan anggrek yang masih sangat kecil dari
medium lama ke dalam medium baru yang dilakukan secara aseptis di dalam entkas atau
ruang penabur (laminar air flow). Istilah lain yang digunakan adalah “subkultur”.
Tujuan dilakukan overplanting adalah agar anggrek tetap mendapatkan unsur hara
untuk pertumbuhannya. Bila media agar lebih dari tiga bulan tidak diganti, maka
media akan tampak kecoklatan, menjadi semakin sedikit, dan mengering. Untuk
anggrek hasil silangan,keadaan demikian akan sangat merugikan. Oleh karena itu,
sebelum terlambat, anggrek botol harus segera disubkultur dengan media segar
yang baru.
Pada dasarnya subkultur merupakan tahap kegiatan yang
relatif mudah dibandingkan dengan kegiatan lain dalam kultur jaringan.
Subkultur dilakukan karena beberapa alasan berikut:
- Tanaman sudah memenuhi atau sudah setinggi botol
- Tanaman sudah berada lama didalam botol sehingga pertumbuhannya berkurang
- Tanaman mulai kekurangan hara
- Media dalam botol sudah mengering
Kegiatan subkultur dilakukan sesuai dengan jenis tanaman yang dikulturkan.
Setiap tanaman memiliki karakteristik dan kecepatan tumbuh yang berbeda-beda.
Sehingga cara dan waktu subkultur juga berbeda-beda. Tanaman yang harus segera
atau relatif cepat disubkultur adalah jenis pisang-pisangan, alokasia, dan
caladium. (Henuhili, 2012) Tanaman yang relatif lama adalah aglaonema. Untuk
tanaman yang diperbanyak dengan kultur biji, kultur embrio, baik pada embrio
somatik maupun embrio mikrospora, serta multifikasi tunas, maka subkultur dapat
dilakukan dengan memisahkan anakan tanaman dari koloninya atau melakukan
penjarangan. Contoh tanamannya adalah anggrek, pisang, dan tanaman lain yang
satu tipe pertumbuhan. Untuk tanaman yang tipe pertumbuhannya dengan
pemanjangan batang maka subkultur bisa dilakukan dengan memotong tanaman
perruas tanaman yang ada. Namun jika ada planlet yang masih terlalu kecil dan
beresiko tinggi untuk dipotong, maka subkulturnya cukup dilakukan dengan
dipisahkan dari induknya dan ditanam kembali secara terpisah. Contoh tanamannya
adalah jati, krisan, dan tanaman lain yang memiliki karakteristik pertumbuhan
yang sama. kita dapat menghitung kecepatan produksi tanaman dengan mengetahui
kecepatan tanaman melakukan multifikasi hingga siap disubkultur.
Menurut Anonim (2010), setiap individu yang dikultur
dapat dipecah menjadi 5-6 subkultur dengan maksud dan tujuan:
a. Agar
eksplan tidak tumbuh berdesakan
b. Agar
eksplan tidak kehabisan unsur hara pada media sebelumnya
c. Agar
pertumbuhan eksplan seragam.
Eksplan atau
kalus yang sudah waktunya dipindahkan ke dalam media kultur yang baru harus
segera dilaksanakan dan tidak boleh sampai terlambat. Sub kultur yang terlambat
dapat menyebabkan pertumbuhan eksplan atau kalus tersebut akan terhenti atau
mengalami pencoklatan atau bahkan terkontaminasi oleh jamur atau bakteri.
E.
Alat
dan Bahan
1. Alat:
a. Laminar
Air Flow
b. Cawan
Petri
c. Pinset
d. Lampu
Spiritus
e. Scapel
f. Botol
selai
2. Bahan:
a. Medium
MS
b. Alkohol
70%
c. Karet
Gelang
d. Plastik
steril
e. Tissu
F.
Prosedur
1. Pensterilan
Alat dengan sinar UV
2. Inokulasi
G. Data Pengamatan
No.
|
Tanggal
|
Gambar
|
Keterangan
|
|
11/2/2015
|
|
MS+BAP
|
|
25/2/2015
|
|
MS+BAP
|
|
25/2/2015
|
|
MS+BAP
|
|
25/2/2015
|
|
MS+BAP
|
|
11/3/2015
|
|
MS+BAP
Terjadi
kerusakan jaringan pada planlet yang ditunjuk tanda panah
|
|
11/3/2015
|
|
MS+BAP
Terjadi
kerusakan jaringan pada planlet yang ditunjuk tanda panah
|
|
11/3/2015
|
|
MS+BAP
|
|
11/3/2015
|
|
MS+BAP
Terjadi
kerusakan jaringan pada planlet yang ditunjuk tanda panah
|
|
25/3/2015
|
|
MS+BAP
|
|
25/3/2015
|
|
MS+BAP
|
H. Analisis
Pelaksanaan subkultur dilakukan
secara bertahap setiap dua minggu sekali sejak tanggal 11 februari 2015 dan
terakhir pelaksanaan subkultur dilakukan pada tanggal 25 maret 2015. Pengamatan
dilakukan sejak tanggal 18 februari 2015 hingga tanggal 15 April 2015. Dari
data pengamatan dapat terlihat bahwa tidak ada hasil subkultur yang mengalami
kontaminasi baik oleh bakteri maupun kapang. Seluruh planlet anggrek Dendrobium sp yang disubkultur tumbuh
dengan baik yang ditandai dengan pertambahan jumlah akar dan daunnya serta
pertambahan ukuran daun dan akarnya yang cukup signifikan. Warna daun pada
planletpun sangat hijau dan mengkilat. Akan tetapi pada beberapa planlet
khususnya planlet yang berukuran kecil dapat terlihat kerusakan jaringan pada
ujung daun planlet yang ditandai dengan perubahan warna hijau dari daun menjadi
putih kecokelatan. Meskipun terjadi
kerusakan, planlet tetap dapat tumbuh dengan baik yang ditandai dengan
pertambahan jumlah akar dan daunnya serta pertambahan ukuran daun dan akarnya.
I.
Pembahasan
Kegiatan
praktikum kali ini adalah subkultur anggrek dendrobium. Subkultur dilakukan
ketika planlet sudah terlalu penuh pada media sebelumnya dan media telah
menipis. Seperti yang disebutkan oleh
George et all (2007) dalam bukunya
bahwa subkultur sangat penting dilakukan ketika kepadatan sel, jaringan, atau
organ dalam suatu media kultur telah menjadi berlebihan. Lebih lanjut
disebutkan bahwa subkultur dilakukan untuk meningkatkan hasil bididaya atau
untuk meningkatkan jumlah organisme yang dihasilkan. Subkultur biasanya
dilakukan dengan cara memotong atau membelah planlet yang berasal dari hasil
kultur jaringan sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk memperbanyak dan
mengoptimalkan hasil yang diperoleh dari kultur jaringan. Namun, dalam kegiatan
subkultur anggrek dendrobium yang dilakukan kali ini planlet tidak
dipotong-potong menjadi bagian yang kecil, melainkan hanya dipotong akarnya
yang terlalu panjang sehingga memudahkan proses pemindahan atau penanaman
planlet pada media yang baru. Planlet yang akan disubkultur dikeluarkan dari
dalam botol kultur secara aseptik di dalam LAF untuk menjaga kesterilannya.
Kultur jaringan dilakukan terkadang dengan tujuan untuk mendapatkan pucuk
steril untuk kegiatan selanjutnya yaitu subkultur.
Setelah dilakukan pengamatan
beberapa minggu sejak pelaksanaan pertama subkultur dilakukan dapat dikatakan
bahwa subkultur planlet anggrek Dendrobium
sp berhasil karena tidak terjadi kontaminasi dan planlet tumbuh dengan
baik. Tidak terjadinya kontaminasi menandakan pelaksanaan subkultur telah
dilakukan dengan benar oleh praktikan sehingga kesterilan pada saat subkultur
dapat terjaga. Akan tetapi pada beberapa planlet dapat terlihat jaringan yang
rusak pada ujung daun planlet. Jaringan yang rusak tersebut ditandai dengan perubahan
warna hijau menjadi putih kecoklatan terutama pada daun planlet yang berukuran
kecil. Kerusakan jaringan yang terjadi bukan disebabkan karena kontaminasi
maupun penyakit karena setelah dilakukan pengamatan terus menerus, kerusakan
jaringan tidak meluas dan tanaman masih terus tumbuh meskipun jaringan diujung
daun mengalami kerusakan.
Kerusakan jaringan pada ujung daun
planlet anggrek Dendrodium sp tersebut diperkirakan disebabkan oleh ujung
pinset yang digunakan untuk memindahkan planlet dari botol lama ke botol baru
masih terlalu panas karena ujung pinset memang harus dipanaskan terlebih dahulu
untuk menjaga kesterilan pada saat inokulasi subkultur. Sebenarnya ujung pinset
sudah tidak terlalu panas karena praktikan menggunakan dua pinset pada saat
subkultur sehingga pinset telah didinginkan terlebih dahulu. Namun karena pinset terbuat dari bahan logam, maka
pinset masih dapat menyimpan panas meskipun telah didinginkan. Selain itu
ukuran daun planlet yang sangat kecil menjadikannya lebih sensitif terhadap
panas dibanding daun yang telah berukuran besar. Hal ini dibuktikan dari
kerusakan jaringan yang hanya terjadi pada daun planlet yang berukuran kecil,
sedangkan pada daun berukuran lebih besar tidak terjadi kerusakan jaringan.
Bagaimanapun keberhasilan pada
inokulasi subkultur tidak dapat lepas
dari media yang digunakan. Karena media adalah tempat bagi jaringan
untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan.
Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk hidup
dan memperbanyak dirinya. Inokulasi
subkultur planlet anggrek Dendrobium
sp ini menggunakan media MS dengan penambahan BAP. Menurut Wetter dan Constabel
(1991) medium MS mempunyai kandungan nitrat, kalium dan ammonium yang layak
untuk untukmemenuhi kebutuhan banyak jenis sel tanaman dalam kultur in vitro. Media MS yang digunakan dibuat dari campuran unsur makro, unsur mikro,
vitamin, dan gula, dengan penambahan norit dan ZPT yakni BAP. BAP (Benzyl Amino Purine) merupakan
zat pengatur tumbuh golongan sitokinin. Sitokinin merupakan
salah satu dari golongan zat pengatur tumbuh yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan dengan teknik jaringan. Menurut Gunawan (1987), sitokinin adalah
turunan adenin, yang berperan sangat penting dalam pengaturan pembelahan sel
dan morfogenesis. Norit juga ditambahkan ke dalam medium sebagai carbon aktif
yang dapat menyerap senyawa racun pada media atau menyerap senyawa racun dalam
media yang disekresikan oleh planlet, menstabilkan pH media, merangsang
pertumbuhan akar dengan mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke dalam media,
mencegah atau mengurangi pembentukan kalus dan merangsang morfogenesis (Pierik,
1987).
J.
Simpulan
Subkultur sangat penting dilakukan ketika
kepadatan sel, jaringan, atau organ dalam suatu media kultur telah menjadi
berlebihan. Subkultur dilakukan untuk meningkatkan hasil budidaya atau untuk
meningkatkan jumlah organisme yang dihasilkan. Inokulasi subkultur planlet
anggrek Dendrobium sp yang telah
dilakukan dikatakan berhasil karena tidak terjadi kontaminasi dan planlet
tumbuh dengan baik yang ditandai dengan pertambahan jumlah akar dan daunnya
serta pertambahan ukuran daun dan akarnya. Hanya saja terjadi kerusakan pada
jaringan di ujung daun pada beberapa planlet yang diperkirakan disebabkan oleh
ujung pinset yang digunakan untuk memindahkan planlet dari botol lama ke botol
baru masih terlalu panas.
Daftar Rujukan
Anonim. 2010. Kultur Jaringan.
http://www.dephut.go.id/INFORMASI/setjen/ PUSSTAN/info_5_1_0604/ si_11.htm,
diakses 27 april 2015.
George, Edwin F. Hall, Michael A. Jan De
Klerk, Geert. 2007. Plant Propagation by
Tissue Culture 3rd Edition. Netherland : Springer.
Gunawan L.W. 1987. Teknik Kultur
Jaringan. Bogor: Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman. PAU Bioteknologi IPB.
Hendaryono, D.P.S, dan
A. Wijayani. 1994. Teknik
Kultur Jaringan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Henuhili, V. 2012. Kultur Jaringan
Tumbuhan. Petunjuk Praktikum. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Pierik, R.L.M. 1987. In Vitro Culture of Higher Plants.
Dordrecht: Martinus Nijhoff Publishers.
Wetter, L. R. dan F. Constabel, 1991. Metode
Kultur Jaringan Tanaman. ITB, Bandung.
Planet Win 365 Casino | Claim Up to €10,000 + 50 Free Spins
BalasHapusPlanet Win 365 Casino william hill is a new casino that's launched in 2013. Play over 200 casino games for your bet planet win 365 and win fun88 vin real money!